PAST MOMENT
Awalnya semua begitu indah, hanya
ada aku, kamu dan menjadi kita. Kita melalui semuanya bersama, kesedihan, rasa
bahagia, tangisan, canda, semuanya hanya ada kamu aku serta mereka yang sangat
senang melihat kita bahagia dan menjadikan kita couple menjalani hidup bersama
pasangannya.
Aku sebut semuanya tiga tahun,
tiga tahun semua hari kita lalui bersama, baik itu hanya hari biasa maupun hari
special buat orang terdekat kita bahkan semua orang. Lagi-lagi aku kamu dan
mereka yang bahagia melihat kita. Dalam perjalanan tiga tahun itu memang bukan
hanya kebahagiaan saja yang menghiasi hari kita, terkadang banyak sekali onak
dan duri yang membat tangisan, membangkitkan ego tapi itu semua adalah bumbu
agar kita perjalanan kita tidak terasa hambar, semua itu hanya cara Allah
mengajarkan kita agar saling melengkapi satu sama lain dan membuat kita menjadi
dewasa. Dewasa dalam menjalani hidup ini dan melengkapi segala kekurangan yang
kita miliki. Karena manusia diciptakan Allah secara berpasang-pasangan agar
saling melengkapi. Maka dari itu Allah menghadirkan kamu untuk diri ini.
Kamu sosok yang cukup sempurna
buat diriku, kau sosok yang dewasa, dermawan, bijak, dan pengganti Ayahku.
Karena kamu selalu menuntun setiap langkahku agar selalu berjalan di jalan yang
benar. Saat orang tua, keluarga telah melepaskanku dan menyuruhku untuk
berkembang kamu hadir memberikanku semangat agar tetap berjalan menuju cahaya
sambil menggandengku di sampng mu. Senyum tulus itu selalu saja menghiasi
otakku hingga senyum itu yang membuatku semangat untuk menjalani hari-hari yang
sangat rumit ini. Aku cinta kamu bukan karena
apa yang kamu miliki, tapi aku cinta kamu karena sifat mu yang begitu
membuatku bangga memilikimu.
Aku hanya wanita yang penuh
kekurangan yang terkadang tidak merasa pantas memilikimu yang begitu di kagumi
banyak orang. Tapi aku juga tidak dapat membohongi diri ini kalo aku
membutuhkanmu seperti mereka. Bagaimana aku jika kamu tidak pernah masuk dalam
hidupku, menjadi separuh jiwaku, mengisi hatiku yang kosong. Hingga saat ini
pun aku selalu memikoirkan hal itu, hutang budi selalu saja menggeluti otak
ini. Maafkan aku yang terkadang sering keras kepala tak mau mendengarkanmu,
maafkan aku yang seringmembuat mu kesal, maafkan aku yang sering membuat mu marah,
maafkan aku yang sampai saat ini masih mencintaimu.
Tiga tahun tiga bulan tiga hari
semua hari-hari kita lalu bersama, tapi tiga bulan tiga hari itu entah apakah
kamu masih merasakan perasaan yang dulu sejak kita merasjuk kisah bersama atau
semua itu sudah lenyap menjadi kenangan. Sekarang bukan kisah kita lagi, tapi
telah menjadi kisahku.
Aku yang begitu mengangumi,
begitu menyayangimu seakan terabaikan, terabaikan setelah kau kenal dia. Semua
kebohongan yang telah kau buat telah kuterima, mereka yang baru masuk dalam
hidupmu juga telah ku terima menjadi sebagian dari kisahku, tapi hatiku masih
terasa berat. Entah apa yang membuat hati ini terus menangis. Ku terima segala
maumu terutama tentang diriku yang tidak kau sukai, tapi kamu tidak menerima
kalau aku tidak biasa merubahnya begitu saja. Aku hanya manusia biqasa, butuh
proses untuk menghilangkan keras kepala ini. Aku selalu mencoba untuk selalu
mengerti dirimu, tapi kapan kamu mengerti aku? Sakit, sakit sekali mendengar
kisahmu bersama mereka. Terlalu perih.
Apakah kau tau? Mereka yang telah
lama menghiasi hati-harimu secara perlahan menjauh. Tau tidak nkenapa? Karena
kamu secara perlahanpun tidak sadar telah meninggalkan mereka dan menjalani
harimu dengan keluarga kecilmu itu. Aku tidak menyalahkan keluarga kecilmu itu,
tapi please jangan meninggalkan mereka dan membuat mereka yang telah lama
bersamamu, telah setia beramamu perlahan menjauh dan memutuskan tali
silaturahmi. Memang menurutmu dirimu tidak berubah, tetap dengan sikapmu yang
dulu, tapi mereka yang selalu bersamamamu, melewati hari-hari bersamamu,
tertawa bersamamu mengatakan kalau ketidak hadiranmu membuat satu persatu isi rumah ide itu menjadi sepi, dan mungkin
kamu juga merasakan hal itu saat kamu berdiam diri di rumah ide itu, rasa sepi begitu
terasa tidak seperti dulu saat kamu masih menjadi dirimu. Jangan tanyakan
perubahan dirimu pada keluarga kecilmu, karena mereka hanya orang baru yang kau
anggap keluarga .
Silahkan jalani hidupmu, kau
selalu mengatakan aku telah menjadio wanita posesif, apakah kau tidak sadar kau
telah menjadikanku posesif dengan kebohongan yang telah kau rancang. Kau
menyuryhku terima dirimu apa adanya, tapi apakah kamu terima aku apa adanya.
Kau selalu bilang jangan salahkan jika kamu berubah, hei.. kamu sendiri yang
membuat dirimu begitu. Seandainya keluarga kecilmu itu tidak pernah ada tak
akan pernah ada masalah seperti ini.
Tidak pernah kah kamu empati
sedikit saja terhadapku, kenapa kamu melakukan semua itu terhadapku disaat aku
membutuhkan kamu? Sakitku begitu membuatku terpukul, tapi kamu tidak
memberikanku semnagat seperti dulu di saat aku sakit, tapi kamu memberikanku
perih yang semakin dalam. Aku bodoh.. kenapa aku tidak bisa membencimu, kenapa
aku tidak bisa melepaskanmu, lelah hatiku menghadapi sikapmu yang sekarang,
lelah hatiku mengeluarkan air mata untukmu, tapi akupun tak bisa menahan
semuanya karena aku terlalu menyayangimu.
Temanmu dan temanku sering
bertanya padaku bahwa kamu dimana? Kenapa tidak pernah keliatan? Kenapa kamu
tidak pernah bersamaku lagi? Dan kamu terlihat jalan bersama wanita lain. Aku harus jawab apa? Telah banyak yang
bertanya seperti itu, hatikupun sakit ,endengar pertanyaan itu tapi selalu saja
aku menutupi semua dengan senyuman. Aku perempuan mempunyai hati yang peka. Aku
mempunya hati sama seperti kamu dan mereka. Aku lelah mendengar hujatan dari
mereka yang mengenal kita. Hujatan bahwa kamu seligkuh dan aku mau saja
di selingkuhi. Aku lelah………….
Mana kebahagiaan kita dulu? Aku
hanya itu? Seperti dulu bersama mereka yang ikut bahagia bersama kita, bukan
bersama orang yang membuat mereka yang terrsenyum melihat kita bahagia menjadi
semakin menjauh. Aku hanya ingin sifatmu dulu kembali. Kamu yang tidak pernah
membuat orang lain kecewa. Sekarang? Kamu membuat banyak orang kecewa demi
kebahagiaan keluarga kecilmu.
Biarkan hati ini gersang
menjalani hidup ini. Secara perlahan akan aku coba untuk melupakanmu walau
sulit dan membiarkanmu bahagia bersama keluarga kecilmu. Karena nampak kau begitu bahagia bersama
mereka dan aku tidak mau membatasi kebahagianmu, biarkan saja aku yang pergi
dan izinkan aku perlahan menjauh dan mengucapkan selamat tinggal. Akan aku
kubur setiap kenangan kita secara perlahan, dan barkanlah hati ini menangis
sepuasnya melepaskan perpisahan kita.
Sulit sekali untuk melupakanmu,
tapi aku sangat berharap Allah memanggilku secepatnya agar perih kehilanganmu
sudah tidak kurasakan lagi. Berat menjalani hidup tanpamu tidak kurasakan. Aku sayang kamu, aku cinta
kamu dan terima kasih untuk cinta yang kau beri. Terimakasih untuk rasa ini.
12.12.12