Ada kata-kata yang
menurut saya terasa janggal disetiap bulan Ramadhan, dan akibat dari
kata-kata ini ada ormas Islam yang rela dengan penuh semangat
menggelorakan perjuangan/jihad dengan melakukan sweeping untuk menutup
rumah makan, resto siap saji yang membuka lapaknya disiang hari bulan
ramadhan, entah apa motivasinya, apakah memang hal tersebut diajarkan
oleh rasulullah SAW atau tertulis jelas dalam kitab suci al-Quran
sehingga berdasarkan dua sumber dalil ini mereka ingin menegakkan
kebenaran. Terkecuali tempat-tempat maksiat, no options menurut saya,
namun yang melakukan hal tersebut tentu bukan warga sipil melainkan
aparat yang berwenang.
Apa yang mereka lakukan dengan menutup paksa rumah-rumah makan menurut saya sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur ibadah puasa, yaitu sabar/menahan diri. Puasa yang
menurut asal bahasanya berarti menahan diri/hawanafsu adalah satu
bentuk cara Tuhan menanamkan sifat-sifat mulia ketuhanannya kepada
manusia, yaitu sabar, ash-sh-shobuur Sang Maha Penyabar.
Menghormati hak asasi
manusia itu perintah Allah, maka orang yang tidak puasa harus
merealisasikannya dalam kehidupan social sehari-hari. Namun harus kita
akui pula menghormati orang yang tidak puasa juga menjadi bagian dari
hal tersebut. Orang yang berpuasa itu butuh ujian, tanpa ujian tentu
puasa itu terasa hambar dan tidak bernilai. Dan harus kita sadari pula
bahwa orang yang tidak berpuasa pasti memiliki banyak alasan
diantaranya:
1. Bukan seorang muslim
2. Mungkin Sedang sakit
3. Tidak kuat berpuasa
4. Orang Islam tetapi lemah iman
5. Bekerja berat dan membutuhkan suplay energy lebih banyak
Mereka
tidak membutuhkan kekerasan yang akan berakibat penentangan, penolakan
dan caci makim yang mereka butuhkan pengetahuan, penyadaran akan hak
masing masing warga Negara.
Selain itu , yang terpenting adalah sesungguhnya panggilan berpuasa itu berlaku khusus, yaitu orang-orang
yang beriman, sebagaimana firman Allah sudah sangat familiar di telinga
kita, yaitu surah al-Baqarah ayat 183. Tujuan utamanya perintah
berpuasa pada ayat itu adalah agar orang yang menjalankan ibadah
tersebut memiliki sifat taqwa, takut karena cinta kepada Allah.
Menghormati orang yang
tidak berpuasa dan membiarkan mereka berjualan sebagaimana hari biasa
mencari nafkah merupakan satu bentuk penghargaan terhadap hak setiap
manusia. Namun tentunya pemerintahpun harus memiliki kebijakan atas
aspirasi sebagian masyarakat yang ingin puasanya tidak terganggu dengan
memfasilitasi mereka dengan
aturan yang tidak merugikan salah satu pihak, aturan yang adil untuk
mereka yang berpuasa dan yang tidak berpuasa. Tentunya hal tersebut
dilakukan agar tidak terjadi clash antar sesama warga Negara, yang akhirnya jika dibiarkan pemerintah juga yang terkena dampaknya, jadi bagaimana caranya pemerintah mengayomi keduanya dalam arti diantara mereka tahu rambu-rambunya, sebagai bentuk toleransi antar dan sesama umat beragama.
So, mari yang sedang berpuasa, hormatilah mereka yang tidak berpuasa, karena itu akan menambah kualitas ibadah kita kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar