Selasa, 25 Desember 2012

PAST MOMENT


PAST MOMENT
Awalnya semua begitu indah, hanya ada aku, kamu dan menjadi kita. Kita melalui semuanya bersama, kesedihan, rasa bahagia, tangisan, canda, semuanya hanya ada kamu aku serta mereka yang sangat senang melihat kita bahagia dan menjadikan kita couple menjalani hidup bersama pasangannya.
Aku sebut semuanya tiga tahun, tiga tahun semua hari kita lalui bersama, baik itu hanya hari biasa maupun hari special buat orang terdekat kita bahkan semua orang. Lagi-lagi aku kamu dan mereka yang bahagia melihat kita. Dalam perjalanan tiga tahun itu memang bukan hanya kebahagiaan saja yang menghiasi hari kita, terkadang banyak sekali onak dan duri yang membat tangisan, membangkitkan ego tapi itu semua adalah bumbu agar kita perjalanan kita tidak terasa hambar, semua itu hanya cara Allah mengajarkan kita agar saling melengkapi satu sama lain dan membuat kita menjadi dewasa. Dewasa dalam menjalani hidup ini dan melengkapi segala kekurangan yang kita miliki. Karena manusia diciptakan Allah secara berpasang-pasangan agar saling melengkapi. Maka dari itu Allah menghadirkan kamu untuk diri ini.
Kamu sosok yang cukup sempurna buat diriku, kau sosok yang dewasa, dermawan, bijak, dan pengganti Ayahku. Karena kamu selalu menuntun setiap langkahku agar selalu berjalan di jalan yang benar. Saat orang tua, keluarga telah melepaskanku dan menyuruhku untuk berkembang kamu hadir memberikanku semangat agar tetap berjalan menuju cahaya sambil menggandengku di sampng mu. Senyum tulus itu selalu saja menghiasi otakku hingga senyum itu yang membuatku semangat untuk menjalani hari-hari yang sangat rumit ini. Aku cinta kamu bukan karena  apa yang kamu miliki, tapi aku cinta kamu karena sifat mu yang begitu membuatku bangga memilikimu.
Aku hanya wanita yang penuh kekurangan yang terkadang tidak merasa pantas memilikimu yang begitu di kagumi banyak orang. Tapi aku juga tidak dapat membohongi diri ini kalo aku membutuhkanmu seperti mereka. Bagaimana aku jika kamu tidak pernah masuk dalam hidupku, menjadi separuh jiwaku, mengisi hatiku yang kosong. Hingga saat ini pun aku selalu memikoirkan hal itu, hutang budi selalu saja menggeluti otak ini. Maafkan aku yang terkadang sering keras kepala tak mau mendengarkanmu, maafkan aku yang seringmembuat mu kesal, maafkan aku yang sering membuat mu marah, maafkan aku yang sampai saat ini masih mencintaimu.
Tiga tahun tiga bulan tiga hari semua hari-hari kita lalu bersama, tapi tiga bulan tiga hari itu entah apakah kamu masih merasakan perasaan yang dulu sejak kita merasjuk kisah bersama atau semua itu sudah lenyap menjadi kenangan. Sekarang bukan kisah kita lagi, tapi telah menjadi kisahku.
Aku yang begitu mengangumi, begitu menyayangimu seakan terabaikan, terabaikan setelah kau kenal dia. Semua kebohongan yang telah kau buat telah kuterima, mereka yang baru masuk dalam hidupmu juga telah ku terima menjadi sebagian dari kisahku, tapi hatiku masih terasa berat. Entah apa yang membuat hati ini terus menangis. Ku terima segala maumu terutama tentang diriku yang tidak kau sukai, tapi kamu tidak menerima kalau aku tidak biasa merubahnya begitu saja. Aku hanya manusia biqasa, butuh proses untuk menghilangkan keras kepala ini. Aku selalu mencoba untuk selalu mengerti dirimu, tapi kapan kamu mengerti aku? Sakit, sakit sekali mendengar kisahmu bersama mereka. Terlalu perih.
Apakah kau tau? Mereka yang telah lama menghiasi hati-harimu secara perlahan menjauh. Tau tidak nkenapa? Karena kamu secara perlahanpun tidak sadar telah meninggalkan mereka dan menjalani harimu dengan keluarga kecilmu itu. Aku tidak menyalahkan keluarga kecilmu itu, tapi please jangan meninggalkan mereka dan membuat mereka yang telah lama bersamamu, telah setia beramamu perlahan menjauh dan memutuskan tali silaturahmi. Memang menurutmu dirimu tidak berubah, tetap dengan sikapmu yang dulu, tapi mereka yang selalu bersamamamu, melewati hari-hari bersamamu, tertawa bersamamu mengatakan kalau ketidak hadiranmu membuat satu persatu  isi rumah ide itu menjadi sepi, dan mungkin kamu juga merasakan hal itu saat kamu berdiam diri di rumah ide itu, rasa sepi begitu terasa tidak seperti dulu saat kamu masih menjadi dirimu. Jangan tanyakan perubahan dirimu pada keluarga kecilmu, karena mereka hanya orang baru yang kau anggap keluarga .
Silahkan jalani hidupmu, kau selalu mengatakan aku telah menjadio wanita posesif, apakah kau tidak sadar kau telah menjadikanku posesif dengan kebohongan yang telah kau rancang. Kau menyuryhku terima dirimu apa adanya, tapi apakah kamu terima aku apa adanya. Kau selalu bilang jangan salahkan jika kamu berubah, hei.. kamu sendiri yang membuat dirimu begitu. Seandainya keluarga kecilmu itu tidak pernah ada tak akan pernah ada masalah seperti ini.
Tidak pernah kah kamu empati sedikit saja terhadapku, kenapa kamu melakukan semua itu terhadapku disaat aku membutuhkan kamu? Sakitku begitu membuatku terpukul, tapi kamu tidak memberikanku semnagat seperti dulu di saat aku sakit, tapi kamu memberikanku perih yang semakin dalam. Aku bodoh.. kenapa aku tidak bisa membencimu, kenapa aku tidak bisa melepaskanmu, lelah hatiku menghadapi sikapmu yang sekarang, lelah hatiku mengeluarkan air mata untukmu, tapi akupun tak bisa menahan semuanya karena aku terlalu menyayangimu.
Temanmu dan temanku sering bertanya padaku bahwa kamu dimana? Kenapa tidak pernah keliatan? Kenapa kamu tidak pernah bersamaku lagi? Dan kamu terlihat jalan bersama wanita lain.  Aku harus jawab apa? Telah banyak yang bertanya seperti itu, hatikupun sakit ,endengar pertanyaan itu tapi selalu saja aku menutupi semua dengan senyuman. Aku perempuan mempunyai hati yang peka. Aku mempunya hati sama seperti kamu dan mereka. Aku lelah mendengar hujatan dari mereka  yang mengenal kita.  Hujatan bahwa kamu seligkuh dan aku mau saja di selingkuhi. Aku lelah………….
Mana kebahagiaan kita dulu? Aku hanya itu? Seperti dulu bersama mereka yang ikut bahagia bersama kita, bukan bersama orang yang membuat mereka yang terrsenyum melihat kita bahagia menjadi semakin menjauh. Aku hanya ingin sifatmu dulu kembali. Kamu yang tidak pernah membuat orang lain kecewa. Sekarang? Kamu membuat banyak orang kecewa demi kebahagiaan keluarga kecilmu.
Biarkan hati ini gersang menjalani hidup ini. Secara perlahan akan aku coba untuk melupakanmu walau sulit dan membiarkanmu bahagia bersama keluarga kecilmu.  Karena nampak kau begitu bahagia bersama mereka dan aku tidak mau membatasi kebahagianmu, biarkan saja aku yang pergi dan izinkan aku perlahan menjauh dan mengucapkan selamat tinggal. Akan aku kubur setiap kenangan kita secara perlahan, dan barkanlah hati ini menangis sepuasnya melepaskan perpisahan kita.
Sulit sekali untuk melupakanmu, tapi aku sangat berharap Allah memanggilku secepatnya agar perih kehilanganmu sudah tidak kurasakan lagi. Berat menjalani hidup tanpamu  tidak kurasakan. Aku sayang kamu, aku cinta kamu dan terima kasih untuk cinta yang kau beri. Terimakasih untuk rasa ini.

12.12.12

2 komentar:

  1. Aku yakin... yang dibahas di dalam tulisan ini bukan tentang cinta..

    BalasHapus
  2. semua tentang cinta kok.. cinta itu universal..

    BalasHapus