Selasa, 28 Februari 2012

CRITICAL REVIEW


Berbicara mengenai Media Massa ada kata yang paling tidak pernah saya lupa yang mengatakan bahwa “Siapa yang menguasai media, maka dia adalah penguasa yang sebenarnya”. Menelaah kata tersebut memang benar, bahkan Presiden sendiri sebagai kepala Negara tidak akan bisa berkutip jika Wartawan memberitakan hal yang palsu pada media.
Yang menjadi masalah untuk media sekarang ini bahwa kebanyakan Program TV yang hampir semua media tampilkan, kebanyakan menyodorkan pada masyarakat program hiburan, itu karena terlalu mengejar khalayak, padahal jika kita fikir, program pendidikan lebih penting dari pada program hiburan yang  seperti kita lihat di media-media sekarang ini. dari subuh hingga subuh program pendidikan yang di sajikan bisa kita hitung jari, dan ini adalah salah satu dampak bahwa mereka lebih mengejar pendapatan dari pada mencerdakan masyarakat akan pengetahuan-pengetahuan dan berita yang aktual.
Dan melalui media manusia bisa belajar, menambah pengetahuan dan pengalaman, interaksi dengan manusia lain, memperluas jangkauan komunikasi, sosialisasi, dan memenuhi kepuasan batin, tapi yang saya amati khalayak hanya menembah pengetahuan tentang fasion-fasion yang lagi tren, yang bahkan kesepakatan yang mengatakan bahwa perempuan hitam itu cantik sekarang terganti dengan perempuan putih itu cantik, mengapa? Karena yang di tampilkan dalam media cenderung perempuan putih, sehingga kespakatan tersebut terganti akibat kebiasaan.
Adapun Efek sosial yang timbul saat masyarakat sudah mengenal media yaitu perubahan struktur dan interaksi social. anak yang masih kecil atau balita sangat dilarang untuk menonton TV, karena TV cenderung mengubah perilaku sosial masyarakat. contohnya, awalnya kita tidak berani membantah orang tua kita, tapi karena kita keseringan menonton hiburan di TV yang cenderung berbuat jahat dan melawan oang tua, secara tidak sengaja kita akan melakukan hal tersebut, itu karena media yang selalu kita lihat menampilkan efek yang negative,
Idealnya, Media itu seharusnya tidak mayoritas menampilkan hiburan, tapi seimbang antara Pengawasan, Hiburan, Hubungan, Transmisi budaya, Kontemporer, bahkan Pendidikan harus lebih mayoritas agar bangsa kita atau masyarakat bisa mendapat pengetahuan atau ilmu dalam Media, bukan hanya dalam bangku sekolah atau kuliah saja. Setidaknya hiburan yang disajikan dapat berbau pendidikan, bukan cenderung Hedonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar