Berbicara
mengenai Media Massa ada kata yang paling tidak pernah saya lupa yang
mengatakan bahwa “Siapa yang menguasai media, maka dia adalah penguasa yang
sebenarnya”. Menelaah kata tersebut memang benar, bahkan Presiden sendiri
sebagai kepala Negara tidak akan bisa berkutip jika Wartawan memberitakan hal
yang palsu pada media.
Yang
menjadi masalah untuk media sekarang ini bahwa kebanyakan Program TV yang hampir
semua media tampilkan, kebanyakan menyodorkan pada masyarakat program hiburan,
itu karena terlalu mengejar khalayak, padahal jika kita fikir, program
pendidikan lebih penting dari pada program hiburan yang seperti kita lihat di media-media sekarang
ini. dari subuh hingga subuh program pendidikan yang di sajikan bisa kita
hitung jari, dan ini adalah salah satu dampak bahwa mereka lebih mengejar
pendapatan dari pada mencerdakan masyarakat akan pengetahuan-pengetahuan dan
berita yang aktual.
Dan
melalui media manusia bisa belajar, menambah pengetahuan dan pengalaman,
interaksi dengan manusia lain, memperluas jangkauan komunikasi, sosialisasi,
dan memenuhi kepuasan batin, tapi yang saya amati khalayak hanya menembah
pengetahuan tentang fasion-fasion yang lagi tren, yang bahkan kesepakatan yang
mengatakan bahwa perempuan hitam itu cantik sekarang terganti dengan perempuan
putih itu cantik, mengapa? Karena yang di tampilkan dalam media cenderung
perempuan putih, sehingga kespakatan tersebut terganti akibat kebiasaan.
Adapun
Efek sosial yang timbul saat masyarakat sudah mengenal media yaitu perubahan
struktur dan interaksi social. anak yang masih kecil atau balita sangat dilarang
untuk menonton TV, karena TV cenderung mengubah perilaku sosial masyarakat.
contohnya, awalnya kita tidak berani membantah orang tua kita, tapi karena kita
keseringan menonton hiburan di TV yang cenderung berbuat jahat dan melawan oang
tua, secara tidak sengaja kita akan melakukan hal tersebut, itu karena media
yang selalu kita lihat menampilkan efek yang negative,
Idealnya,
Media itu seharusnya tidak mayoritas menampilkan hiburan, tapi seimbang antara
Pengawasan, Hiburan, Hubungan, Transmisi budaya, Kontemporer, bahkan Pendidikan
harus lebih mayoritas agar bangsa kita atau masyarakat bisa mendapat
pengetahuan atau ilmu dalam Media, bukan hanya dalam bangku sekolah atau kuliah
saja. Setidaknya hiburan yang disajikan dapat berbau pendidikan, bukan cenderung
Hedonis.